• Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • EnglishEnglish
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sambutan Ketua
    • Visi Misi
    • Struktur Organisasi
    • Fasilitas
    • Dosen
    • Staf
  • Akademik
    • Sarjana
      • Reguler
        • Struktur dan Aturan Kurikulum
        • Daftar Mata Kuliah
      • Internasional (IUP)
        • Struktur dan Aturan Kurikulum
        • Daftar Mata Kuliah
        • Program Eksposur Internasional
      • Katalog Skripsi
    • Magister
      • MA in International Relations (MAIR)
      • MA in Global Humanitarian Diplomacy (GHD)
      • MA in Global Trade Diplomacy (GTD)
      • MA in Digital Transformation and Competitiveness (DTC)
      • Katalog Tesis
    • Panduan Akademik
  • Admisi
    • Program
      • Sarjana (Reguler)
      • Sarjana (Internasional)
      • Magister
    • Beasiswa Magister
  • Berita
    • Kegiatan
    • Pengumuman
  • Publikasi
    • Student Working Papers
    • Institute of International Studies
    • Global South Review
  • Kontak
  • Home
  • DIHI

Diskusi Bulanan DIHI UGM: Negotiating Resilience in Jakarta’s Climate Change Governance

  • DIHI, Diskusi Bulanan, Kegiatan
  • 28 Juli 2021, 03.37
  • By : admin

Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM kembali mengadakan Diskusi Bulanan pada hari Jumat, 23 Juli 2021. Diskusi Bulanan kali ini mengusung tema ‘Negotiating Resilience in Jakarta’s Climate Change Governance’ yang juga merupakan tema riset yang sedang dikaji oleh dosen muda DIHI UGM, Marwa, M.Sc.

Dalam risetnya, Marwa memilih untuk fokus pada kota, karena situasi kota menempatkannya pada dilema dalam penanganan perubahan iklim. Di satu sisi, kota berkontribusi terhadap 75% emisi karbon (data UNDP). Di sisi lain, isu urbanisasi, tata kelola ruang yang berantakan dan kurangnya akses terhadap fasilitas mendasar membuat kota menjadi tempat yang rentan terhadap perubahan iklim khususnya di kota-kota pesisir. Perubahan iklim juga akan berdampak terhadap pemindahan paksa jutaan orang serta menyebabkan kerugian finansial yang bisa mencapai lebih dari 1 triliun dolar setiap tahunnya. Menimbang hal-hal tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat New Urban Agenda 2016 yang membawa pergeseran paradigma untuk membuat kota yang lebih resilient, berkelanjutan, dan inklusif.

Resilient didefinisikan sebagai kemampuan sistem dan komunitas masyarakat untuk melawan, beradaptasi, dan pulih dari dampak bencana alam. Sudut pandang ini dibangun dari cara pandang bahwa ketidakpastian dan bencana alam adalah suatu hal yang tidak bisa terpisahkan dari lingkungan sehingga kita harus siap menghadapinya. Namun dalam implementasinya, resilient sering kali dihadapkan dengan tata kelola pembangunan di kota yang tidak merata. Kaika (2017) mengemukakan bahwa urban resilience alih-alih menjadi solusi yang dapat menyelesaikan masalah malah bertindak sebagai ‘vaksin’ masyarakat supaya mereka bisa menanggung beban yang lebih besar dari ketidaksetaraan dan degradasi di masa depan. Oleh sebab itu, ketika membicarakan urban resilience, penting untuk mempertimbangkan resilience itu untuk siapa, terhadap apa, kapan, di mana, dan mengapa.

Marwa mengambil studi kasus kota Jakarta yang disebut oleh berbagai media internasional sebagai salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Percepatan laju tenggelamnya Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya naiknya permukaan air laut, eksploitasi air tanah dan berbagai proyek pembangunan besar yang menambah beban permukaan tanah, dan air hujan tidak dapat ditampung lagi untuk menggantikan air tanah yang diekstraksi karena sebagian besar permukaan tanah Jakarta sudah ditutup dengan semen dan aspal.

Untuk membangun Jakarta yang resilient (proyek Ketahanan Jakarta), banyak aktor dari berbagai level terlibat di dalamnya mulai dari aktor internasional (developmet banks, philanthropy organizations, etc.), nasional, lokal, dan tentunya masyarakat kota itu sendiri, terutama kelompok masyarakat yang paling rentan. Dari tiga target proyek urban resilience Jakarta, Marwa memilih untuk mefokuskan kajiannya pada Well–Prepared Jakarta. Untuk mengkaji topik ini, Marwa menggunakan konsep negotiating resilience (Harris, 2018) yang memungkinkannya untuk melihat resilient sebagai proses politik yang penuh perdebatan dan kontestasi, dengan banyak faktor yang terlibat dan banyak kepentingan yang berbenturan.

_______

Penulis: Melisa Rachmania

Editor: Arlitadian Pratama

Related Posts

DIHI UGM Selenggarakan Diskusi Bertajuk “Hamas-Israel 2023: Babak Baru Konflik atau Perdamaian di Timur Tengah?”

DIHIKegiatan Rabu, 18 Oktober 2023

Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (DIHI UGM) menyelenggarakan DIHI UGM Talks dengan tajuk Hamas-Israel 2023: Babak Baru Konflik atau Perdamaian di Timur Tengah? pada Jumat, 13 Oktober 2023 secara daring melalui Zoom untuk […].

Siap Menjadi Mahasiswa HI UGM melalui ‘Rumah HI’

PPSMB Jumat, 25 Agustus 2023

Pada Senin, 14 Agustus 2023, Rumah HI digelar di Ruang Auditorium Fisipol UGM untuk menyambut kembali kedatangan mahasiswa baru Program Sarjana HI UGM secara lebih dalam. Acara ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa baru pembekalan sebelum […].

Selamat Datang Gamada HI 2023

PPSMB Rabu, 23 Agustus 2023

Menjelang dimulainya perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024, sebanyak 192 Gamada berkenalan dengan para dosen dan staf Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol UGM. mahasiswa baru tersebut terdiri dari 130 mahasiswa Program Studi S-1, (83 mahasiswa […].

Invitation to Essay and Interview Tests – Third Intake of IUP in IR 2023

DIHIPengumuman Sabtu, 17 Juni 2023

The Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, announces that the following applicants have passed their GMST and English Proficiency Test Scores in the Third Intake of 2023: PENGUMUMAN-INTAKE-3-IR […].

SEARCH HERE

BERITA TERBARU

  • DIHI UGM Selenggarakan Diskusi Bertajuk “Hamas-Israel 2023: Babak Baru Konflik atau Perdamaian di Timur Tengah?”
    18 Oktober 2023
  • Siap Menjadi Mahasiswa HI UGM melalui ‘Rumah HI’
    25 Agustus 2023
  • Selamat Datang Gamada HI 2023
    23 Agustus 2023
  • Invitation to Essay and Interview Tests – Third Intake of IUP in IR 2023
    17 Juni 2023
  • Invitation to Essay and Interview Tests – Second Intake of IUP in IR 2023
    26 Mei 2023
Universitas Gadjah Mada

Jl. Sosio-Justisia No.1 Bulaksumur
Yogyakarta 55281, Indonesia

hi@ugm.ac.id

+62-274-563362 ext. 210 (Sekretariat), 145 (IUP), 361 (Humas), 115 (IIS)

Hotline IUP: +62-813-28872042 (Whatsapp)

Hotline S-2: +62-878-7303-0222 (Whatsapp)

Important Websites

  • Universitas Gadjah Mada
  • Ujian Masuk UGM
  • FISIPOL UGM
  • Office of International Affairs UGM
  • Beasiswa UGM
  • Perpustakaan UGM

Join Us On

Ikuti kami di sosial media berikut untuk mendapatkan informasi terbaru.

  • Instagram
  • Youtube
  • Twitter
  • Facebook
  • Linkedin

© Copyright © 2023 - Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju