Smart Regency Training: Menuju Transformasi Digital dalam Pembangunan Pariwisata Gunungkidul

Gunungkidul – Kemarin (14 Desember 2016), Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan salah satu acara dalam rangkaian program pengabdian masyarakat DIHI di Kabupaten Gunungkidul yang berjudul ‘Smart Regency Training: Menuju Transformasi Digital dalam Pembangunan Pariwisata Gunungkidul’. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat IV Kantor Bupati Gunungkidul sejak pukul 08.00 hingga 15.00. Dalam pelatihan ini, 24 pejabar eselon III dan IV dan 10 SKPD terkait berpartisipasi secara aktif.

Dalam janji Nawa Cita pemerintahan Jokowi-JK, disebutkan bahwa salah satu agenda besar pemerintah adalah membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Langkah ini tentu harus dilakukan secara sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Terlebih seperti yang tercantum dalam poin ketiga Nawa Cita, pembangunan seharusnya dimulai dari desa-desa dan daerah dalam kerangka negara kesatuan. Untuk itu, penting kiranya memperkuat komitmen daerah dalam meningkatkan tata kelola pemerintah yang lebih baik. Salah satu cara strategis yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sistem e-governance dan Daerah Pintar di tingkat daerah.

img_2562

Dedy Permadi (staf pengajar DIHI, Direktur Centre for Digital Society UGM), menyampaikan bahwa orientasi pengembangan kota pintar adalah untuk menyelesaikan permasalahan publik, dibandingkan hanya sebagai branding atas suatu wilayah belaka. Konsep kota pintar tidak hanya bisa diaplikasikan di kota namun juga kabupaten dan desa. Dedy Permadi menyebut program Jakarta Smart City sebagai salah satu proyek kota pintar yang berhasil dan Banyuwangi sebagai salah satu proyek kabupaten pintar yang tidak kalah sukses. Jakarta unggul dengan fitur Qlue yang membuat masyarakat mampu melaporkan keluhan secara real time dan mendapatkan respon dalam waktu cepat. Sementara Banyuwangi mampu mengembangkan wilayah pintar dengan mengedepankan perkembangan smart regency berbasis kampung yang menjadi garda pelayanan publik yang terdepan. Dua contoh ini membuktikan bahwa kepuasan layanan publik didukung oleh kualitas aplikasi yang tepat guna.

Adityo Hidayat (Direktur Gamatechno) mengamini pernyataan Dedy Permadi, pemanfaatan dan socio impact merupakan dua hal vital dalam pengembangan smart region. Adityo melanjutkan presentasinya dengan aspek teknis dari pengembangan daerah pintar. Aplikasi-aplikasi yang ingin dikembangkan mustinya tidak hanya bisa membantu wisatawan, namun juga harus melibatkan pelaku usaha agar ekonomi masyarakat juga turut meningkat.

img_2579

Arie Ruhyanto (staf pengajar DPP, Deputi Direktur Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama FISIPOL UGM) menyampaikan bahwa Gunungkidul memiliki perkembangan terutama di bidang pariwisata yang begitu pesat. Di Indonesia sendiri pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar dan menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. Sebagian besar pariwisata Gunungkidul berbasis lingkungan sehingga tantangannya adalah bagaimana menjaga keberlanjutan lingkungan. Arie kemudian memimpin sesi FGD yang membahas tiga hal: tata kelola, pemberdayaan masyarakat, dan promosi keluar.

Dalam sesi FGD, dihimpun ide-ide menarik dari para peserta terkait harapan, potensi, tantangan, strategi eksisting, dan strategi pengembangan untuk keberlanjutan pariwisata Gunungkidul yang sesuai dengan konsep daerah pintar. Banyak ide yang memberi highlight pada potensi teknologi informasi yang telah dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul dan melihat bahwa dukungan TI, seperti penggunaan e-ticketing dan e-parking dapat membantu pengembangan pariwisata di Gunungkidul.

Diharapkan pelatihan ini dapat mencapai beberapa tujuan, diantaranya: memberikan pemahaman mengenai konsep dan kerangka pikir Daerah Pintar, mempertajam pemahaman mengenai indikator, komponen, model, dan contoh proyek Daerah Pintar, memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah daerah dengan program Daerah Pintar yang berhasil, memberikan inspirasi dan hal menarik yang relevan untuk dikembangkan di wilayah Gunungkidul, memberikan pemahaman akan latar belakang dan urgensi teknologi sebagai salah satu dimensi pembangunan daerah, dan memberikan kejelasan mengenai konteks dan persepsi Daerah Pintar sebagai aspek dalam pembangunan pariwisata berbasis teknologi.

img_2618img_2620
img_2626

Berita lainnya

Acara

Pengumuman