Pengalaman Mahasiswa MIHI UGM Menempuh Double Degree di Italia

Perkenalkan, nama saya Estu Sarwo Mukti. Saya adalah mahasiswa Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (MIHI UGM) angkatan 2023. Tulisan ini adalah cerita pengalaman saya selama mengikuti Program Gelar Ganda (Double Degree) di University of Naples “L’Orientale”, Italia. Cerita ini saya bagi menjadi tiga bagian, yakni tentang persiapan keberangkatan, pengalaman selama di Italia, dan pembelajaran yang saya dapat setelah kembali ke Indonesia.

**

Setelah mengikuti tahapan seleksi pada bulan September 2024, saya dinyatakan terpilih menjadi perwakilan MIHI UGM untuk belajar selama satu tahun di L’Orientale setelah menyelesaikan dua semester di UGM. Saya hanya punya waktu satu bulan untuk mempersiapkan keberangkatan ke Italia. Proses pembuatan visa tentu menjadi tantangan utama karena ada beberapa dokumen yang perlu diserahkan dan tidak semuanya bisa saya siapkan sendiri. Sebagai acuan, dokumen yang diperlukan untuk membuat visa pelajar (tipe D) adalah formulir pendaftaran visa, surat keterangan mahasiswa dari universitas di Indonesia, asuransi perjalanan, tiket pesawat, Letter of Acceptance dari universitas di Italia, bukti akomodasi tempat tinggal selama masa studi di Italia, nomor pajak (codice fiscale) yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Italia, dan pre-enrolment application dari Universitaly (portal daring yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Italia). Hal lain yang perlu dipersiapkan tentu saja adalah biaya. Meskipun saya mendapatkan beasiswa penuh sebesar 10,000 Euro untuk 10 bulan dan 1,500 Euro untuk biaya perjalanan, pembayarannya menggunakan sistem reimbursement. Artinya, tiket pesawat, visa, dan biaya hidup bulan pertama di Italia harus saya sediakan terlebih dahulu.

Setelah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta dan transit di Istanbul, Turki, akhirnya saya tiba di Napoli, Italia pada 10 Oktober 2024. Saat itu musim gugur, jadi udara sudah mulai dingin. Pada semester pertama, saya tinggal di shared room bersama seorang mahasiswi dari Jepang, sebelum kemudian pindah ke shared apartment bersama tiga orang mahasiswa dari Italia pada semester kedua. Satu minggu pertama adalah masa adaptasi bagi saya. Selain harus menyesuaikan gaya hidup, iklim, dan kegiatan perkuliahan, saya juga masih harus mengurus beberapa dokumen legalitas untuk tinggal selama satu tahun di Italia seperti residence permit (permesso di soggiorno).

Sebelum lanjut cerita tentang pengalaman pribadi saya, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan kampus L’Orientale. Terletak di pusat Kota Napoli, University of Naples “L’Orientale” memiliki empat gedung utama. Satu sebagai rektorat dan pusat administrasi, serta tiga gedung lainnya untuk kegiatan perkuliahan yang dinamakan Palazzo Mediterraneo, Palazzo Corigliano, dan Palazzo Giusso. Universitas ini didirikan oleh Matteo Ripa, seorang misionaris yang lama tinggal di Tiongkok. Sesuai namanya, kampus ini merupakan pusat studi oriental tertua di Eropa. Jadi, selama masa studi, saya lebih banyak belajar Ilmu Hubungan Internasional dari perspektif Asia Timur. Uniknya lagi, di Napoli, kampus ini terkenal sebagai “kampus bahasa” karena ada lebih dari 48 bahasa asing dari seluruh dunia yang diajarkan sebagai bagian dari pilihan mata kuliah di universitas.

 Suasana akademik di L’Orientale (Mukti, 2024)

**

Secara umum, kegiatan perkuliahan di L’Orientale hampir sama dengan di UGM. Ada ceramah dosen, presentasi kelompok, dan tugas makalah individu. Perbedaan yang mungkin cukup signifikan adalah jadwal kuliah, metode ujian, dan signifikansi kehadiran mahasiswa. Berbeda dengan di UGM yang masing-masing mata kuliah hanya diadakan satu kali dalam seminggu, di L’Orientale satu mata kuliah biasanya diadakan sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu. Selain itu, metode ujian akhir untuk seluruh program studi di tingkat magister adalah ujian lisan. Mengenai presensi, universitas tidak begitu mempersoalkan absensi mahasiswa. Setiap mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih hadir atau tidak dalam setiap kelasnya. Jadi, jangan heran jika ada beberapa mahasiswa yang hanya datang ketika ada jadwal presentasi atau bahkan hanya pada saat ujian akhir saja. Hal ini diizinkan oleh kampus, selama mahasiswa memiliki nilai yang cukup untuk lulus ujian. Berbicara tentang sistem penilaian, di Italia, nilai tertinggi adalah 30 dan nilai minimum untuk bisa lulus adalah 18. Saya cukup beruntung karena dari semua mata kuliah yang saya ambil di kedua semester, seluruhnya mendapatkan nilai 30 dan hanya satu yang mendapatkan nilai 27 karena mata kuliah ini diajarkan dalam bahasa Italia, bukan bahasa Inggris seperti yang lainnya. Selama masa studi, saya juga difasilitasi kursus bahasa Italia sebanyak tiga kali dalam seminggu dengan masing-masing durasi pertemuan dua jam. Poin positifnya, saat ini saya sudah memiliki sertifikasi bahasa Italia di level B1 (intermediate).

Selain kuliah, rasanya tidak lengkap jika pengalaman studi di luar negeri ini tidak dibarengi dengan kegiatan lain di luar kampus. Selama di Napoli, saya juga aktif berjejaring tidak hanya dengan dosen dan mahasiswa di L’Orientale, tetapi juga berbagai universitas lain di Naples. Seluruh mahasiswa internasional, baik yang berasal dari negara Uni Eropa maupun di luar Uni Eropa, diperbolehkan untuk bergabung menjadi anggota perkumpulan Erasmus. Di Napoli sendiri, ada tiga organisasi yang menjadi wadah berkumpulnya para mahasiswa internasional. Ada Erasmus Student Network (ESN), Erasmus Generation (EG), dan International Community (IC). Biasanya, ketiga organisasi ini aktif mengadakan berbagai kegiatan, seperti gathering, tur, dan pertukaran budaya. Dari organisasi ini, saya mendapatkan banyak teman baru yang senang jalan-jalan bersama. Selain Napoli, beberapa tempat lain yang pernah saya kunjungi di Italia, di antaranya Roma, Pompeii, Ottaviano, Caserta, Salerno, Sorrento, Nocera, Amalfi, Pulau Capri, dan Pulau Procida. Menariknya, pemerintah Italia juga memiliki program First Sunday of The Month. Pada hari Minggu pertama di setiap bulan, hampir seluruh museum dan situs arkeologi bisa diakses secara gratis tanpa biaya masuk.

Hari-hari berlalu hingga tidak terasa saya harus kembali ke Indonesia pada tanggal 31 Agustus 2025. Meskipun harus menghadapi beberapa tantangan terkait dengan kebutuhan finansial, tanggung jawab akademik, dan relasi interpersonal, kesan yang saya dapatkan selama tinggal di Napoli sangat menyenangkan. Orang-orang di kota bagian selatan Italia ini sangat ramah dan hangat. Beberapa pegawai di restoran langganan dan kedai kopi favorit yang memeluk saya dengan haru saat saya berpamitan sebelum kembali ke Indonesia, teman-teman di sana yang berjanji akan jumpa lagi di kemudian hari, piza dan pasta terbaik di dunia, espresso dan cappuccino yang menemani setiap hari, gelato yang selalu berhasil menambah manis setiap kenangan, serta panorama indah yang diapit laut dan gunung berapi masih membuat saya rindu hingga hari ini. Jika waktu bisa diulang kembali, saya akan membuat keputusan yang sama untuk pergi belajar ke Italia lagi dan lagi. Pesan saya untuk seluruh teman-teman mahasiswa, jangan pernah takut untuk mengambil setiap kesempatan yang dihadapkan di depan mata karena bisa jadi itu akan menjadi pengalaman terbaik seumur hidup yang tak ternilai harganya.

**

Penulis: Estu Sarwo Mukti
Penyunting: Nurhawira Gigih Pramono

Berita lainnya

Acara

Pengumuman