Innalillahi wa innailaihi rajiun. Telah berpulang Guru Besar Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (DIHI UGM), Prof. Dr. Jahja A. Muhaimin, pada hari Rabu, 9 Februari 2022 di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. Untuk mengenang sumbangsih dan karya-karya almarhum Prof. Jahja terhadap pendidikan serta mendoakan almarhum, DIHI UGM bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Keluarga Alumni Hubungan Internasional UGM (KAHIGAMA), dan Keluarga Alumni FISIPOL UGM (KAFISPOLGAMA) menyelenggarakan acara ‘Doa Bersama untuk Almarhum Prof. Dr. Jahja A. Muhaimin’ pada hari Selasa, 15 Februari 2022 secara daring. Acara berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta melalui Zoom dan YouTube.
Acara dibuka dengan sambutan Dekan FISIPOL UGM, Dr. Wawan Mas’udi. S.IP., M.P.A., serta sambutan dari Bapak Elfin M. Muhaimin, putra alm. Prof. Jahja. Sebagai perwakilan keluarga besar almarhum, Bapak Elfin memohon maaf atas semua kekhilafan almarhum selama hidupnya. Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa untuk almarhum Prof. Jahja yang dipimpin oleh Dr. K.H. Abdul Wahid Maktub.
Sebagai sesi terakhir dari rangkaian acara Doa Bersama, Dr. Ririn Tri Nurhayati memoderatori sesi penyampaian testimoni dari rekan, murid, dan peserta. Testimoni pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Mohtar Mas’oed, yang mengatakan “Pak Jahja adalah orang baik dan disukai oleh semua orang, baik yang seiman maupun tidak.” Selanjutnya, Drs. Muhammad Yahya sebagai perwakilan dari KAHIGAMA memberikan kesaksian tentang kiprah almarhum selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional RI (1999-2001) serta majelis ilmu yang dirintis oleh alm. Prof. Jahja yang menaungi banyak alumni berkarya: Pusat Studi Jepang UGM, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP), Pusat Studi Agama dan Lintas-Budaya (CRCS) UGM, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia, dan Universitas Peradaban Bumiayu.
Prof. Dr. Sunyoto Usman menceritakan sisi lain almarhum di luar kiprahnya di bidang akademik, dan mengatakan bahwa almarhum adalah sosok yang santun, santai, dan suka bercengkerama. Bapak Muhsin Syihab menggambarkan sosok almarhum yang betul-betul merefleksikan arti dari nama beliau (Jahja memiliki arti ‘selalu hidup, selalu bergairah’). “Gairah almarhum untuk menghidupkan bukan hanya kehidupan beliau, tetapi kehidupan semua orang, tentu didasari dengan semangat dan cinta beliau kepada ilmu, cinta beliau kepada masyarakat, sehingga betul-betul membaktikan apa yang beliau lakukan sejak muda…”, ujarnya. Bapak Arjul kemudian menyampaikan pesan dari almarhum Prof. Jahja yang meninggalkan kesan mendalam, yakni “Kalau kamu hendak menguasai keduanya (dunia dan akhirat), kuasailah ilmu pengetahuan.”
Selamat beristirahat, Prof. Jahja.
____________
Penulis: Melisa Rachmania